Publikasi

/

Berita

Berita

Telusur Jejak Tsunami Aceh, BAST Kunjungi Gua Ek Leuntie

Tim BAST

29 Aug 2024

69

0

Telusur Jejak Tsunami Aceh, BAST Kunjungi Gua Ek Leuntie

Aceh Besar, 28/08/2024 – Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengunjungi Gua Ek Leuntie yang dilaksanakan dalam rangka menelusuri jejak-jejak tsunami masa lalu yang terjadi di Aceh.  Rabu, 28 Agustus 2024.

Kegiatan ini didampingi langsung oleh Peneliti dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof Nazli Ismail. Dalam penjelasannya ia menyampaikan bahwa Gue Ek Leuntie ini merupakan bukti bahwa sebelum tahun 2004, Aceh juga pernah mengalami tsunami, tepatnya pada 7.400 tahun yang lalu. 
"Disini terdapat lapisan-lapisan pasir bekas tsunami yang terjadi secara berulang," ungkapnya.

Ketika tsunami terjadi pasir yang terbawa akan masuk ke dalam gua dan tertinggal ketika air surut. Hal ini terjadi kembali ketika tsunami selanjutnya datang, sehingga menyebabkan lapisan endapan pasir terbentuk secara  berkelanjutan.

Diketahui Gua Ek Leuntie merupakan sebuah gua yang terletak di Lhoong, Aceh Besar, dan berada tidak jauh dari tepi pantai. Dinamakan Ek Leuntie oleh masyarakat dikarenakan kelelawar yang hidup dan bertempat tinggal di sana. Tentunya, kelelawar yang mendiami gua ini memiliki peran yang sangat penting dalam membuka realita mengenai peristiwa tsunami yang terjadi di masa lalu. Melalui kotorannya yang menjadi pemisah lapisan endapan pasir yang terbawa oleh tsunami, petunjuk penting keberulangan tsunami dapat diketahui dengan jelas.

Selain penelusuruan jejak tsunami di Aceh, kunjungan ke Gua Ek Leuntie juga dilakukan dalam rangka mengumpulkan data kebencanaan pada Portal Literasi Sejarah Bencana yang dikembangkan oleh BNPB. Dalam pelaksanaannya, BAST sebagai Pusat Studi Arsip Kebencanaan mendukung penuh pengumpulan data ini agar dapat diketahui secara lebih luas oleh publik. 

Di masa kini, keberadaan Gue Ek Leuntie dapat menjadi pengingat masyarakat akan fenomena tsunami yang pernah terjadi di Aceh, serta menjadi bukti dan pembelajaran/penelitian yang berguna di bidang mitigasi bencana dalam hal mengurangi resiko serta dampak dari bencana yang lalu, agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang nantinya. (sr)